Google Image
Pada zaman modern ini, media dalam menciptakan karya seni semakin beragam. Ketika industri seni sibuk dengan pemujaan pada seniman-senimanberkelas, takjub terhadap harga selangit di balai-balai lelang terkenal, kaum akar yang sering terpinggirkan justru tetap asik menciptakan karya seni dengan basis kerakyatan serta kebersamaan.
Sebagai contoh, adalah karya seni para petani Jepang di atas sawah mereka, atau lebih dikenal sebagai Tanbo Art.
Di tahun tersebut, penduduk Inakadate sedang mencari cara untuk merevitalisasi desa mereka. Eksplorasi arkeologi menyebabkan kesadaran bahwa padi telah ditanam di daerah tersebut selama lebih dari 2000 tahun.
Untuk menghormati sejarah ini, mulailah mereka membuat inovasi karya seni dan sawah dipilih sebagai medianya. Guna memperoleh warna yang beraneka rupa, petani Inakadate menggunakan empat jenis varian padi.
Proses penciptaan Tanbo Art lumayan rumit dan penuh ketelitian. Desain gambar dibuat awal dengan bantuan komputer sebelum diterapkan di atas “kanvas hijau raksasa”.
Setiap bulan April, warga desa bertemu dan memutuskan apa yang akan ditanam selama tahun berjalan. Misalnya saja, di tahun 2007 saja ada 700 petani yang membantu dalam satu proyek Tanbo Art. Menurut sumber Wiki, lukisan Gunung Iwaki yang sederhana menjadi lukisan yang pertama dibuat, dan dikerjakan selama sembilan tahun.
Kini, Tanbo Art sudah menyebar ke berbagai wilayah di Jepang dan bisa dibilang merupakan salah satu objek wisata yang patut diperhitungkan. Menariknya, tak seperti fenomena crop circle yang menuai sensasi soal kedatangan Alien (meskipun ternyata hanya karya seni belaka), Tanbo Art murni karya seni yang berakar kerakyatan. Hal ini juga menjadi bukti bahwa kaum tani pun memiliki cita rasa seni yang tinggi.
Ayooo, kira-kira kalian punya ide kreatif kaya gitu juga gak? :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar